Aku teringat ketika pertama kali bertemu denganmu, ketika pertama kali melihatmu, melihat paras kukumu, lebih tepatnya aku merasa seperti dipeluk arus sungai lenggang, berenang bersama lumba lumba, dijemput jutaan kunang kunang, lalu diterbangkan munuju bintang, kamu tersenyum aku tak dapat bernafas,,,, "Namaku ......" katanmu menyalamiku, menggenggam hatiku. Ingin rasanya kusampaikan nama terbaik dari deretan nama agung pemberian ayahku, tapi tak satupun ku ingat. Di depanmu, aku lupa semua namaku. Perasaan indah memancar dari ujung ujung simpul pembuluh darahku.
Hanya itu yang ku ingat dari pertemuan itu, pertemuan singkat namun menyisakan rasa yang begitu kuat, mungkin kau tidak merasakan apa yang kurasakan ketika itu, percayalah rasa itu bertahan terlalu lama, hingga aku tak bisa menerima orang lain selain dirimu, sampai sekarangpun, aku masi mencoba, dan selalu belajar menikmati rasa sakit yang telah kau perbuat padaku. Aku mulai mencoba menerima orang lain, mencoba mencintai apa yang aku miliki sekarang, dan selalu bersyukur, agar aku tak menyesalinya nanti.
Biarlah aku, dan perasaanku yang tau tentang semua ini, karna kau telah melangkah begitu jauh, aku tak sanggup mengejarnya, bukanya aku memyerah, tapi aku ingin belajar mencintai orang yang bersamaku nantinya,,,,
