Ini kebiasaanku, memejamkan mata namun tak bisa terlelap, aku gelisah, gusar,
entah mengapa aku tak bisa tenang, pikiran itu selalu menyerangku, dan
melumpuhkanku tanpa ampun, ingin aku menyerah terhadap waktu,
namun semua itu tak mungkin.
Dering hp berbunyi, entah ini sudah yang keberapa, aku tak
mengingatnya,. Ternyata ada undangan baru dari kontak BBM,
dengan inisial nama R, aku tidak terlalu menggubrisnya, ku ACC
langsung tanpa pikir panjang, itung itung nambah temen, pikirku.
Tidak lama setelah ku ACC, dia mengirimiku pesan singkat, "gue lagi
di kafe, lu kesini sekarang bisa nggk ?".aku pikir ini dari siapa,
Tapi ternyata setelah melihat DP nya aku sadar, ternyata dia kembali
kedalam hidupku.
" Apa kabar ?"
"Baik baik aja kok, elu sendiri?" Jawabku..
"Lo masi kaya dulu ya, selalu nutupin sesuatu yang lo benci, muka
lo itu pucat, tanda kalo selama ini elo ga sehat" cerocos dia.
"Yaah...ginilah..sering ngelembur, ngomong ngomong, ada apa ya, tumben
banget ngundang gua kesini, ?" Lanjutku.
"Lo tu ga bisa basa basi dulu ya orang nya,"
"Sory, soalnya gua hari ini sibuk, makanya pengen cepet cepet istirahat."
Dia mengehela nafas panjang, tanda kalo dia ingin menumpahkan semua
masalahnya, padaku. Seakan akan aku ini adalah pohon tempat dia berteduh
ketika kepanasan, terkena sinar matahari.
Namun tiba tiba mata itu redup, setitik air mengalir dari ujung kelopak
matanya, mencerminkan sebuah penyesalan yang mendalam, aku mulai paham
dengan pertemuan ini,
"Gua nyesel jak ninggalin lo." Dia memulai berbicara.
Ingin ku lontarkan semua kemarahanku padanya, setiap kata mengapung,
berdimpitan dimulut, semua ingin keluar dari dalam satu waktu, namun
dari seribu kata yang ada akhirnya aku memilih sebuah jawaban,
"kenapa...?", jawabku dengan ekspresi sewajar mungkin yang aku bisa, tapi sayang
itu semua terkesan dipaksakan.
"Gue tau lo marah sama gue sekarang, gue tau gue pernah menjadi sesuatu yang
sangat berharga dalam hidup lo, gue tau, gue udah ngecewain lo, gue udah
ngancurin hati lo, gue sadar gue salah, dan maksud gue disini gue ingin minta maaf,
gue ingin memperbaiki kesalahan gue, gue ingin balik sama lo, gue ingin kita
kaya dulu lagi, gue nyesel ninggalin elo..." titik air itu semakin deras mengalir
dari matanya, seiring dengan kata kata yang ia ucapkan.
"Lo tau, kalo elo udah ngancurin hati gua, dan sekarang, setelah gue udah berhasil nyusun hati gua,meskipun itu tak bisa utuh lagi seperti dulu, lo tiba tiba dateng kedalam hidup gua lagi, dan minta kita balikan ? Haha,, ini lucu tau nggk?" Jawabku.
"Gue mohon, gue ga akan ngulangin lagi, gue akan nurutin apa yang lo mau,"
"Kalo lo tau, hati yang udah lo hamcurin ini, udah gua susun kembali, meskipun tak
sempurna lagi seperti dulu, dan lo harus tau satu hal, di sepotong hati yang baru ini,
udah ga ada nama lo lagi disana"
"Gue mohon jak, beri gue kesmpatan untuk memperbaiki kesalahan gue", isak
tangispun tak bisa ia bendung lagi.
"Lo tau ini, (aku menunjukan jari manis tangan kiriku) gua udah dapetin orang
yang lebih setia dari lo, lebih bisa menerima gua apa adanya, jadi kalo lo minta
kita balikan, lo udah sangat terlambat," "sorry gua inget ada janji malem ini" lanjutku. "Jujur aja gua ga bisa lama lama ditempat seperti ini"
Aku meninggalkanya tanpa menengok kebelakang, aku tak bisa melihat wajahnya, karna itu bisa meruntuhkan semuanya... aku tak ingin terbawa suasana, dan aku tak ingin menuruti keinginanya, ini semua membingungkan.
Soal cincin itu, aku mendapatkanya dari teman yang
menitipkanya padaku, aku menunjukan cincin itu, agar aku punya alasan untuk menolaknya, aku sudah bilang, ini semua membingungkan, jika dipikir pikir, bersikap sok perhatian itu lebih mudah daripada bersikap sok tak acuh, namun sekali lagi aku katakan ini semua membingungkan....haha
entah mengapa aku tak bisa tenang, pikiran itu selalu menyerangku, dan
melumpuhkanku tanpa ampun, ingin aku menyerah terhadap waktu,
namun semua itu tak mungkin.
Dering hp berbunyi, entah ini sudah yang keberapa, aku tak
mengingatnya,. Ternyata ada undangan baru dari kontak BBM,
dengan inisial nama R, aku tidak terlalu menggubrisnya, ku ACC
langsung tanpa pikir panjang, itung itung nambah temen, pikirku.
Tidak lama setelah ku ACC, dia mengirimiku pesan singkat, "gue lagi
di kafe, lu kesini sekarang bisa nggk ?".aku pikir ini dari siapa,
Tapi ternyata setelah melihat DP nya aku sadar, ternyata dia kembali
kedalam hidupku.
" Apa kabar ?"
"Baik baik aja kok, elu sendiri?" Jawabku..
"Lo masi kaya dulu ya, selalu nutupin sesuatu yang lo benci, muka
lo itu pucat, tanda kalo selama ini elo ga sehat" cerocos dia.
"Yaah...ginilah..sering ngelembur, ngomong ngomong, ada apa ya, tumben
banget ngundang gua kesini, ?" Lanjutku.
"Lo tu ga bisa basa basi dulu ya orang nya,"
"Sory, soalnya gua hari ini sibuk, makanya pengen cepet cepet istirahat."
Dia mengehela nafas panjang, tanda kalo dia ingin menumpahkan semua
masalahnya, padaku. Seakan akan aku ini adalah pohon tempat dia berteduh
ketika kepanasan, terkena sinar matahari.
Namun tiba tiba mata itu redup, setitik air mengalir dari ujung kelopak
matanya, mencerminkan sebuah penyesalan yang mendalam, aku mulai paham
dengan pertemuan ini,
"Gua nyesel jak ninggalin lo." Dia memulai berbicara.
Ingin ku lontarkan semua kemarahanku padanya, setiap kata mengapung,
berdimpitan dimulut, semua ingin keluar dari dalam satu waktu, namun
dari seribu kata yang ada akhirnya aku memilih sebuah jawaban,
"kenapa...?", jawabku dengan ekspresi sewajar mungkin yang aku bisa, tapi sayang
itu semua terkesan dipaksakan.
"Gue tau lo marah sama gue sekarang, gue tau gue pernah menjadi sesuatu yang
sangat berharga dalam hidup lo, gue tau, gue udah ngecewain lo, gue udah
ngancurin hati lo, gue sadar gue salah, dan maksud gue disini gue ingin minta maaf,
gue ingin memperbaiki kesalahan gue, gue ingin balik sama lo, gue ingin kita
kaya dulu lagi, gue nyesel ninggalin elo..." titik air itu semakin deras mengalir
dari matanya, seiring dengan kata kata yang ia ucapkan.
"Lo tau, kalo elo udah ngancurin hati gua, dan sekarang, setelah gue udah berhasil nyusun hati gua,meskipun itu tak bisa utuh lagi seperti dulu, lo tiba tiba dateng kedalam hidup gua lagi, dan minta kita balikan ? Haha,, ini lucu tau nggk?" Jawabku.
"Gue mohon, gue ga akan ngulangin lagi, gue akan nurutin apa yang lo mau,"
"Kalo lo tau, hati yang udah lo hamcurin ini, udah gua susun kembali, meskipun tak
sempurna lagi seperti dulu, dan lo harus tau satu hal, di sepotong hati yang baru ini,
udah ga ada nama lo lagi disana"
"Gue mohon jak, beri gue kesmpatan untuk memperbaiki kesalahan gue", isak
tangispun tak bisa ia bendung lagi.
"Lo tau ini, (aku menunjukan jari manis tangan kiriku) gua udah dapetin orang
yang lebih setia dari lo, lebih bisa menerima gua apa adanya, jadi kalo lo minta
kita balikan, lo udah sangat terlambat," "sorry gua inget ada janji malem ini" lanjutku. "Jujur aja gua ga bisa lama lama ditempat seperti ini"
Aku meninggalkanya tanpa menengok kebelakang, aku tak bisa melihat wajahnya, karna itu bisa meruntuhkan semuanya... aku tak ingin terbawa suasana, dan aku tak ingin menuruti keinginanya, ini semua membingungkan.
Soal cincin itu, aku mendapatkanya dari teman yang
menitipkanya padaku, aku menunjukan cincin itu, agar aku punya alasan untuk menolaknya, aku sudah bilang, ini semua membingungkan, jika dipikir pikir, bersikap sok perhatian itu lebih mudah daripada bersikap sok tak acuh, namun sekali lagi aku katakan ini semua membingungkan....haha